Kuliah
Jumat, 27 April 2012
Kamis, 26 April 2012
PENDEKATAN
KETERAMPILAN PROSES
DALAM
PEMBELAJARAN IPA
Prisma Akbar Dhina
Pendidikan IPA Internasional
Prisma_akdhin@yahoo.com
ABSTRACT
Key words : approach skills, concepts
This
paper aims to find meaning in the process skills approach to learning science,
the importance of the skills approach to learning processes in science, the
pattern of implementation of the approach of
process skills, skill that are commonly used in science learning (skill
of observasing, classifying, communicating, measuring, predicting and
concluding) and steps in the implementasi process skills. Skills approach is an
approach to teaching and learning processes that lead to the development of
basic skills in the form of physical mental and concepts or the development of
attitudes and values through teaching and learning processes that have enabled
students to be able to grow a number of specific skills on students’self.
ABSTRAK
Kata kunci : pendekatan keterampilan, fakta, proses, konsep
Tulisan
ini bertujuan untuk mengetahui maksud pendekatan keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA, pentingnya
pendekatan keterampilan proses, pola pelaksanaan pendekatan keterampilan
proses, keterampilan yang biasa digunakan
dalam pembelajaran IPA (keterampilan mengamati atau observasi, mengklasifikasi,
mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi dan menyimpulkan) dan langkah-langkah
dalam pelaksanaan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses
merupakan pendekatan belajar mengajar
yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik dan social
untuk menemukan fakta dan konsep ataupun pengembangan sikap dan nilai melalui
proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa sehingga mampu
menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik.
PENDAHULUAN
Permasalahan yang
ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu
permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu
pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan
dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan
sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun
demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
berarti.
Banyak pihak yang
mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita ? Dari
berbagai pengamatan dan analisis data ada banyak faktor yang menyebabkan mutu
pendidikan tidak mengalami peningkatan yang bermakna, salah satunya yaitu
pendekatan yang digunakan di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi
optimal bagi berlangsungnya pembelajaran. Selama ini pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan input-output analisis, yaitu pendekatan yang menganggap
bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat
pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya dipenuhi maka mutu
pendidikan secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan mutu pendidikan yang
diharapkan tidak terjadi, karena selama ini pendekatan terlalu memusatkan pada
input pendidikan dan kurang memperhatikan proses pendidikan padahal proses
pendidikan sangat menentukan output pendidikan.
Proses pendidikan
tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar
mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut
untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimum. Oleh karena itu
diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian
materi pelajaran di sekolah. Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seorang
guru dalam memilih metode, pendekatan, dan media yang tepat dalam penyajian
materi pelajaran.
Kenyataan
menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak guru yang menggunakan pendekatan
tradisional dalam pembelajaran IPA sehingga siswa belum terarahkan untuk
memahami sendiri konsep-konsep IPA yang sedang dipelajari. Pendekatan
tradisional tersebut belum mampu mengembangkan kemampuan kognitif (penalaran),
afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) seperti yang digariskan dalam
GBPP. Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan konsep-konsep IPA yang
dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Akibatnya penguasaan terhadap
konsep-konsep IPA siswa menjadi sangat kurang. Selain itu guru sebagai pemberi
informasi cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga tidak
terjadi hubungan timbal balik antar guru dan siswa yang berimplikasi terhadap
kualitas pembelajaran dalam proses belajar mengajar IPA.
Dari
uraian di atas, maka salah satu upaya yang dianggap dapat memecahkan masalah
tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai satu
strategi yang diharapkan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPA.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan
keterampilan proses adalah pendekatan
belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental
fisik dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep ataupun pengembangan sikap
dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa
sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta
didik. Pada petunjuk pelaksanaan prosese balajar mengajar dijelaskan pula bahwa
yang dimaksud dengan keterampilan proses adalah keterampilan siswa untuk
mengelola perolehan belajarnya yang didapat melalui proses belajar mengajar
yang memberikan kesempatan lebih luas kepada siswa untuk mengamati,
menggolongkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan, dan mengkomonikasikannya.
Pada dasarnya keterampilan fisik dan mental serta pengembangan keterampilan
proses telah dimiliki pula oleh anak meskipun dalam wujud potensi atau
kemampuan yang masih rendah, kemampuan yang masih perlu dituntut untuk
diwujudkan.
Menurut Suryo Subroto (1995 : 75), ”Dengan
mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan pendekatan belajar, anak
akan mampu menemukan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut seluruh
irama gerak atau tindakan dalam proses balajar-mengajar sejati menciptakan kondisi
cara belajar siswa aktif.” Menurut
Azhar dalam Ade Sanjaya (1993: 7), ”Keterampilan proses merupakan kemampuan
siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati,
menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian,
mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut.”
Dengan demikian, melalui pendekatan keterampilan proses
itu diterapkan sentuhan untuk mengaktifkan anak didik belajar untuk mempelajari
sesuatu mewujudkan suatu minat yang akhirnya mengarah kepada suatu keterlibatan
yang
dilandasi rasa tanggung jawab didalam menghadapi dan
mangatasi masalah-masalah dalam belajar. Proses belajar mengajar hendaknya
selalu mengikutkan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan
siswa antara lain kemampuan mengamati, menginterpretasikan, meramalkan,
mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian, serta
mengkomunikasikan hasil penemuannya. Hal ini sejalan dengan tujuan
pendekatan keterampilan proses itu sendiri yang meliputi :
1.
Memberikan motivasi belajar kepada
siswa karena dalam keterampilan proses siswa dipacu untuk senantiasa
berpartisipasi aktif dalam belajar.
2.
Untuk lebih memperdalam konsep
pengertian dan fakta yang dipelajari siswa karena hakekatnya siswa sendirilah
yang mencari dan menemukan konsep tersebut.
3.
Untuk mengembangkan pengetahuan atau
teori dengan kenyataan hidup dalam masyarakat sehingga antara teori dan
kenyataan hidup akan serasi.
4.
Sebagai persiapan dan latihan dalam
menghadapi hidup didalam masyarakat sebab siswa telah dilatih untuk berpikir
logis dalam memecahkan masalah.
5.
Mengembangkan sikap percaya diri,
bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai
masalah.
Pada dasarnya keterampilan proses ini
dilaksanakan dengan menekankan pada bagaimana siswa belajar, bagaimana siswa
mengolah problemnya sehingga menjadi miliknya. Yang dimaksud dengan perolehan
adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari pengalaman dan pengamatan
lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang diperoleh dengan jalan belajar
secara aktif melalui keterampilan proses.
2. Pentingnya
Pendekatan Keterampilan Proses
Ada
beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkan pendekatan keterampilan proses
(PKP) dalam kegiatan belajar mengajar yaitu perkembangan ilmu pengetahuan
berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua
fakta dan konsep kepada siswa. Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa
anak-anak muda memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
dengan contoh-contoh kongrit, penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif
benar seratus persen, dan dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep
tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
Menurut
Dimiyati (2002: 137), “Pendekatan keterampilan proses (PKP) perlu diterapkan
dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan alasan-alasan berikut: percepatan
perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman intelektual emosional dan
fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil, belajar yang optimal, penerapan sikap
dan nilai pengabdian pencarian abadi kebenaran ini.”
3. Pola
Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses
Dalam
melaksanakan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal yaitu
pembelajaran harus sesuai dan selalu berpedoman pada tujuan akhir kulikuler,
harus berpegang pada dasar pemikiran bahwa semua siswa mempunyai kemampuan
(potensi) sesuai dengan kodratnya, harus memberikan kesempatan, penghargaan dan
motivasi kepada peserta didik untuk berpendapat, berfikir, dan mengungkapkan
perasaan dan pikiran, bagi siswa pembinaan harus berdasarkan pengalaman belajar
siswa, perlu mengupayakan agar pembina mengarah pada kemampuan siswa untuk
mengolah hasil temuannya dan harus berpegang pada prinsip ”Tut Wuri Handayani”.
Untuk melaksanakan pendekatan
keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, maka harus mengamati keterampilan
mendasar baik mental, fisik maupun sosial. Yang dimaksud
dengan keterampilan mendasar yaitu :
a.
Observasi
Kegiatan mengamati atau observasi dapat dilakukan peserta
didik melalui kegiatan belajar, melihat, mendengar, meraba, mencicip dan
mengumpulkan dan atau informasi. Kegiatan mengamati merupakan tingkatan paling
rendah dalam pengembangan keterampilan dasar dari peserta didik, karena hanya
sekedar pada penglihatan dengan panca indera. Pada dasarnya mengamati dan
melihat merupakan dua hal yang berbeda walaupun sekilas mengandung pengertian
yang sama. Melihat belum tentu mengamati, karena setiap hari mungkin peserta
didik melihat beraneka ragam tanaman, hewan, benda-benda lain yang ada di
sekitarnya, tetapi sekedar melihat tanpa mengamati bagaimana sebenarnya tanaman,
hewan tersebut berkembang.
b.
Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk
memilih berbagai obyek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khsususnya. Sehingga
didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari obyek yang dimaksud.
Mengklasifikasi dapat dilakukan dengan cara mencari persamaan dengan menyamakan,
mengkombinasikan, menggolongkan dan mengelompokkan.
c.
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan tidak hanya melalui berbicara saja tetapi
dapat dengan gambar, tulisan, dan penampilan. Menurut Djamarah dalam Ade
Sanjaya (2000: 16), kegiatan mengkomunikasikan dapat berkembang dengan baik
pada diri peserta didik apabila mereka melakukan aktivitas seperti :
berdiskusi, mendeklamasikan, mendramatikan, bertanya, mengarang, memperagakan,
mengekspresikan dan melaporkan dalam bentuk lisan, tulisan, gambar dan
penampilan.
d.
Mengukur
Mengukur diartikan membandingkan yang diukur dengan
satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan. Mengembangkan keterampilan
mengukur dapat dengan cara mengembangkan sesuatu, karena pada dasarnya mengukur
adalah membandingkan, misalnya saja siswa membandingkan luas kelas, volume
balok.
e.
Memprediksi
Memprediksi adalah antisipasi atau meramal tentang
sesuatu hal yang akan terjadi di waktu yang akan datang, berdasarkan pada pola
kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta dan konsep dalam ilmu
pengetahuan. Untuk mengembangkan keterampilan memprediksi dapat dilakukan oleh
peserta didik melalui kegiatan belajar antisipasi yang berdasarkan pada
pola/kecenderungan. Hubungan antara data, hubungan informasi. Hal ini dapat
dilakukan seperti memprediksi waktu terbitnya matahari.
f.
Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah suatu keterampilan untuk memutuskan
keadaan suatu objek atau peristiwa bardasarkan fakta, konsep dan prinsip yang
diketahui. Contoh dari kegiatan menyimpulkan yaitu berdasarkan pengamatan
diketahui bahwa lilin mati ketika di tempatkan pada botol atau gelas dengan
keadaan tertutup, kemudian peserta didik menyimpulkan bahwa lilin akan hidup
atau menyala jika ada oksigen.
4. Langkah-Langkah
Dalam Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA
antara lain.
- Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk mengarahkan
peserta didik pada pokok permasalahan agar peserta didik siap mengikuti
kegiatan belajar mengajar, baik secara mental, emosional maupun fisik. Kegiatan
pendahuluan ini dilakukan dengan pengulasan bahan atau materi yang pernah
dialami peserta didik yang ada keterkaitan atau hubungan dengan materi atau
bahan yang akan diajarkan. Selanjutnya dengan menggugah dan mengarahkan
perhatian peserta didik dengan mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran,
menunjukkan gambar yang berhubungan dengan materi.
- Inti
Dalam kegiatan inti ini yang perlu dilakukan adalah menjelaskan
materi pelajaran yang diikuti dengan peragaan, demonstrasi, gambar, modal. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat,
cermat dan tepat. Kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam langkah-langkah proses
belajar mengajar atau bagian inti yang bercirikan keterampilan proses, meliputi:
merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau
mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan, menafsirkan
hasil pengelompokkan dengan menunjukkan sifat, hal dan peristiwa atau gejala
yang terkandung pada tiap-tiap kelompok, meramalkan sebab akibat kejadian atau
peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan
yang berbeda, menerapkan pengetahuan keterampilan sikap yang diperoleh dari
kegiatan sebelumnya pada peristiwa yang baru atau berbeda, merencanakan
penelitian, serta engkomunikasikan hasil kegiatan pada orang lain dengan
diskusi, ceramah dan lain-lain.
Guru mengawali kegiatan dengan mengajukan
masalah keterampilan proses. Jika pengetahuan materi siswa belum cukup untuk
menjawab masalah tersebut, maka guru membimbing siswa kearah jawaban yang benar
atau menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. Guru memberikan pekerjaan
kepada siswa aecara berkeliling. Kemudian guru memberikan pertanyaan lanjutan
lalu mendorong siswa untuk membuat kesimpulan dari jawaban yang bervariasi,
sampai kepada kesimpulan yang diinginkan. Guru selalu memantau belajar siswa,
untuk mengetahui apakan materi yang diinginkan sudah dipahami, siswa diberi
kesempatan untuk bertanya dan meminta penjelasan guru.
- Penutup
Pada kegiatan penutup ini dapat dilakukan dengan cara
mengkaji ulang kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan
menyimpulkan hasil yang telah diperoleh. Mengadakan tes akhir untuk mengetahui
seberapa dalam siswa menangkap materi yang disampaikan. Dapat dengan memberikan
tugas seperti PR.
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Pendekatan
keterampilan proses adalah pendekatan
belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental
fisik, dan social untuk menemukan fakta dan konsep ataupun pengembangan sikap
dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa
sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta
didik
2.
Untuk melaksanakan pendekatan
keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, maka harus mengamati keterampilan
mendasar yaitu berupa: observasi, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan,
mengukur, memprediksi dan menyimpulkan.
3.
Untuk melaksanakan pendekatan
keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, maka harus mengamati keterampilan
mendasar yaitu berupa: observasi, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan,
mengukur, memprediksi dan menyimpulkan.
4.
Langkah-langkah yang diambil dalam
pendekatan ini yaitu pendahuluan mengarahkan peserta didik pada pokok
permasalahan agar peserta didik siap mengikuti kegiatan belajar mengajar, baik
secara mental, emosional maupun fisik. Inti menjelaskan materi pelajaran yang
diikuti dengan peragaan, demonstrasi, gambar, modal. Dan penutup, mengkaji
ulang kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan menyimpulkan hasil
yang telah diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Darmin, E.
T.(2003). Belajar Dan Pembelajaran. Surabaya: Terbit Terang.
Subroto, Suryo. (1996). Proses Belajar
Mengajar Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (1997). Penilaian Proses
Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya.
Abidin, Muhammad Zainal. (2011). Pendekatan Keterampilan Proses Matematika.
Diambil pada tanggal 18 Maret 2011, dari http://masbied.com
Sanjaya, Ade. (2011). Pendekatan
Keterampilan Proses.Diambil pada tanggal 19 Maret 2011, dari
http://aadesanjaya.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Clock
Popular Posts
-
PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA Prisma Akbar Dhina Pendidikan IPA Internas...
-
IMPLEMENTASI ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) DALAM PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SMP Destika Setya Prati...
-
Pelatihan blog yang kemarin sudah dilaksanakan terbilang cukup tapi kami yang merasa dibelakang kurang mendapat perhatian. Misalnya ketika s...
-
A. PROFESSIONAL DEVELOPMENT THROUGH INSERVICE COURSES, WORKSHOP, AND GRADUATE WORK Programs offered within the school setting can cont...
-
1. WAHANA TYAS DEVITA NITA THONY 2. RIRIS TIKA LYDA EDOY 3. LUPUS MILA DEVI CHACHA ODA 4. NILIA FIDA INAS TERE 5. OMI DEWI GITA GANIE D...
Translator
Diberdayakan oleh Blogger.